Hai pembaca ingoldlife.com? Apa kabar? Kali ini aku mau cerita, bagaimana anakku Rhe bisa positif TB Paru. Perjalanan yang sangat panjang, melelahkan, tapi harus tetap dilewati dengan baik. Oke, aku mau cerita dari awal dulu ya. Rhe itu dari bayi jarang sekali batuk. Sampai usianya 3 tahun hampir 4 tahun waktu itu Rhe cuma batuk 2 kali. Saat usianya 9bulan batuk 3 hari, dan waktu terdiagnosa TB Paru sekarang ini. Jarang sekali kan? Bisa dibilang sebelum terkena TB Paru Rhe batuk cuma sekali aja pas usia 9 bulan itu. Kemudian batuk yang kedua, dia kalau batuk sampai muntah, wajah berubah merah, dan batuknya itu pasti setiap malam, sampai setiap hari aku ganti seprei karena terkena muntahan terus. Sampai akhirnya aku taruh wadah kecil di kamar untuk Rhe ketika muntah. Sudah aku bawa ke beberapa dokter anak, ke puskesmas juga, tapi sembuh cuma 1-2 minggu. Setelah itu batuk lagi. Dan begitu terus berulang selama 2-3 bulan. Aku sama suami sudah curiga kalau ada yang nggak beres nih. Soalnya
Kamu pecinta pedas? Sama. Aku juga! Mayoritas orang Indonesia memang menyukai kuliner pedas, rasanya nggak afdol kalau makan nggak ada pedas-pedasnya. Berasa kurang mantap. Makanya setiap makan, terutama makanan utama, buatku sambal adalah hal yang nggak boleh ketinggalan. Nah, untuk membuat sambal yang mantap tentu bahan-bahan berkualitas sangat diperlukan. Salah satu jenis cabai unggul Indonesia adalah Cabai Hiyung . Selain pedas ternyata Cabai Hiyung memiliki berbagai keunggulan yang patut kita ketahui. Mengenal Cabai Hiyung Cabai Hiyung pertama kali dikembangkan oleh Subarjo, petani desa Hiyung pada tahun 1993. Jadi memang sudah sejak lama ya, varietas Cabai Hiyung ikut meramaikan pasar cabai di Indonesia. Dan ikut andil dalam membuat makanan kian terasa kelezatannya. Tumbuh Subur Saat Ditanam di Desa Hiyung, Tapin, Kalimantan Selatan Cabai Hiyung adalah salah satu cabai dengan kualitas terbaik ternyata tumbuh di Kalimantan. Cabai ini sudah ditanam di beberapa desa dan bisa tumbuh