Pentingnya Penanaman Karakter Pada Anak Usia Dini

Anak lahir dengan sifat atau karakter yang beragam dan unik. Bahkan dari satu ibu dengan banyak anak, bisa jadi anaknya memiliki karakter yang berbeda-beda. Karenanya setiap ada kehadiran anggota keluarga baru, orangtua akan belajar lagi, bagaimana cara yang tepat untuk mengasuh anak usia dini agar potensi karakter positif anak terus tumbuh dan si kecil bisa mengatasi karakter negatifnya dengan baik.

Pernah nggak  bun anaknya marah, ngamuk, atau tantrum hanya karena nggak bisa buka sesuatu? Atau permintaannya nggak dituruti?

Pasti sering ya? Karena memang anak usia dini belum mengerti cara mengelola emosi dengan baik. Apalagi dengan komunikasi atau kosa katanya yang terbatas, terkadang ia nggak mampu untuk mengungkapkan apa yang diinginkan dan rasakan, sehingga timbulah tantrum sebagai bentuk ekspresinya untuk mengeluarkan unek-uneknya.

Orangtua adalah madrasah pertama anak.

Di sinilah peran orangtua sangat penting untuk mendidik, selalu mendampingi, dan menanamkan karakter positif agar anak mampu mengelola emosinya dengan baik dan aman, menjadi anak yang tangguh, optimistis, dan bahagia.

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi pembentukan karakter anak usia dini

Berikut adalah beberapa aspek yang akan mempengaruhi karakter anak.

Pola Pengasuhan

Anak adalah amanah dari Tuhan, tugas kita sebagai orangtua nggak hanya mencukupi kebutuhan si kecil dengan pangan, sandang, dan papan. Tetapi juga bertanggung jawab akan pembentukan karakter anak.

Anak akan menjadi apa di masa depan? Tentu itu keputusan anak seratus persen, peran orangtua dalam prosesnya adalah memfasilitasi anak agar ia dapat berkembang dengan maksimal.

Sebagai contoh, pola pengasuhan yang baik adalah dengan nggak membebani anak dengan menuntut prestasi atau pencapaian-pencapaian yang memberatkan, apalagi membanding-bandingan dengan anak lain. Pola pengasuhan yang aku terapkan pada anakku Rhe adalah dengan menghargai proses ketimbang hasil.

Seperti sekarang, Rhe sedang senang dengan kegiatan menggunting. Sebagai perkenalan, nggak apa jika Rhe belum bisa menggunting mengikuti pola, menggunting asal pun sudah bagus, sebagai latihan motorik halusnya. Nanti lama-lama Rhe juga akan bisa karena terbiasa.

Lalu, ketika Rhe ada kemajuan dalam kegiatan mengguntingnya, aku akan memberikan pujian yang positif.

“Wah, guntingan Rhe sekarang bagus ya? Ini karena Rhe rajin bermain menggunting. Keren deh!”

Aku selalu menyebutkan proses yang dilakukan agar ia nggak selalu berfokus pada hasil.

Masih banyak sekali pola pengasuhan bagus lainnya, orangtua jaman now sangat mudahnya mengakses informasi parenting untuk menciptakan anak yang bahagia dan berkarakter kuat.

Tentu ini nggak mudah ya bun? Ngomong sih gampang! Betul, tapi kalau bukan kita sebagai orangtua yang harus terus belajar dan memperbaiki diri, lalu siapa lagi?

Lingkungan

Sudah tentu lingkungan di mana anak tinggal akan sangat mempengaruhi karakter anak. Setiap hari anak akan berinteraksi dengan orang sekitar, seperti dengan keluarga, saudara, teman, guru, atau orang-orang di mana tempat tinggal anak.

Sikap dan gerak-gerik setiap orang yang bersosialisi dengan anak pasti akan terserap ke dalam kepribadian anak.

Sebagai contoh, ketika anak terbiasa disiplin sedangkan teman-teman terdekatnya tidak, bisa jadi anak akan terpengaruh dengan perilaku tersebut.

Media yang dikonsumsi

Anak usia dini belum bisa membedakan benar-salah. Sehingga ayah bunda harus ekstra hati-hati dalam memberikan akses tontonan pada anak. Apakah ayah bunda memberikan kebebasan penggunaan gadget pada anak yang masih usia dini?

Jika iya, please, ayo kita batasi ya bun. Apalagi jika dalam mengkonsumsi media digital anak tanpa pendampingan orangtua. Hal ini sangat berbahaya!

Nggak hanya merusak karakter anak, tetapi juga bisa merusak otak dan mentalnya. Terutama tontonan adegan kekerasan, pornografi, dan pornoaksi. Ini dampaknya beneran serem lho bun. Totonan nggak baik itu bisa menyebabkan kecanduan seperti halnya ketika orang dewasa kecanduan narkotika.

Ayo bun, kita mulai diet gadget!

Nggak bisa, anak ngamuk kalau nggak dikasih HP. Menangis adalah hal yang biasa ya bun, bahkan ketika anak kita disapih saat menyusui juga menangis. Kita harus sabar dan selalu membersamai anak dalam prosesnya.

Pendidikan yang anak peroleh

Pendidikan juga adalah bentuk ikhtiar orangtua agar anak menjadi pribadi yang cerdas. Kesempatan anak dalam memperoleh pendidikan yang berkualitas akan mempengaruhi cara berfikir dan karakter anak juga.

Nggak hanya di bangku sekolah, tetapi dari kehidupan sehari-hari pun anak juga sedang belajar.

Tujuan Pendidikan Karakter

Dilansir dari kemdikbud, Dr. Ratna Megawangi pencetus karakter di Indonesia menyebutkan nilai-nilai karakter, diantaranya yaitu :
1. Cinta Tuhan dan kebenaran
2. Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian
3. Amanah
4. Hormat dan santun
5. Kasih sayang, kepedulian,dan kerja sama
6. Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah
7. Keadilan dan kepemimpinan
8. Baik dan rendah hati
9. Toleransi dan cinta damai

Peran orangtua agar karakter anak berkembang dengan baik

Berikut adalah hal yang dapat orangtua lakukan untuk menanamkan karakter baik pada anak.

Contohkan langsung pada anak

Anak usia dini adalah peniru yang ulung, ia akan selalu mengikuti apa yang orang dewasa lakukan. Nasehat terkadang hanya dianggap angin lalu jika tanpa tindakan yang konkret.

Seperti misalnya, ketika mengajarkan anak untuk mengucapkan maaf, tolong, dan terima kasih. Sebaiknya kita sebagai orang tua juga selalu menggunakan kata tersebut di waktu dan situasi yang tepat.

Tak apa meminta maaf pada anak, berkata tolong, dan mengucapkan terimakasih. Dengan begitu anak juga akan belajar dan terbiasa menggunakan kata tersebut.

Memberikan bacaan yang bermanfaat

Berikan bacaan yang baik dan bermanfaat untuk anak. Berikan cerita yang seru dengan gambar yang menarik.

Jika si kecil belum bisa membaca, kenalkan buku dan cerita dengan cara read aloud. Hal ini juga aku terapkan pada Rhe. Cerita anak itu bagus-bagus lho bun, banyak teladan positif yang bisa tersampaikan pada anak. Melalui cerita kadang pesannya bisa tersampaikan dengan baik, dan kita sebagai orangtua juga nggak terkesan menggurui.

Mengajak anak terjun langsung dalam aksi sosial

Bersedekah bisa menjadi media yang baik untuk mengajarkan anak dalam hal berempati.

Contohnya saat merayakan ulang tahun bisa dilakukan di panti asuhan, alih-alih mengadakan pesta di rumah. Atau bisa juga memberikan makanan ke tetangga atau temannya. Dengan begitu anak juga akan belajar tentang berbagi.

Bebaskan anak bermain

Para orangtua Denmark juga tidak ikut campur ketika anak mereka bermain, tidak buru-buru ‘menyelamatkan’ mereka, karena inilah cara mereka mempelajari seberapa banyak stres yang bisa mereka tanggung. “Semakin banyak mereka bermain, mereka akan semakin tangguh dan mahir dalam pergaulan.” _ The Danish Way of Parenting.

Dunia anak adalah dunia bermain, karena anak memang belajar dengan permainan yang mereka mainkan. Dan sifat alami anak adalah rasa penasarannya yang tinggi, membongkar apa saja, hingga terkadang melakukan atraksi yang bikin ayah bunda jantungan.

Aku juga merasakan hal yang sama, sehingga suka melarang Rhe untuk melakukan hal yang bikin hati khawatir. Tapi terkadang orangtua memang suka overthingking ya bun. Berikut ada satu lahi kutipan menarik dari buku The Danish Way of Parenting yang aku baca.

“Lihat saja di sekeliling, anak-anak berayun pada palang, memanjat pohon, atau melompat dari tempat tinggi. Mereka menguji situasi berbahaya, dan tidak ada seorang pun, kecuali anak itu sendiri yang tahu dosis tepat atau bagaimana mengelolanya. Yang penting adalah mereka merasa bisa mengendalikan dosis stres akan masalah yang dihadapi. Ini membuat mereka merasa lebih bisa mengendalikan kehidupan mereka.”

Pilihkan pendidikan terbaik untuk anak

Kita sebagai orangtua tentu ingin yang terbaik untuk anak, tak terkecuali dalam hal pendidikannya. Apalagi anak usia dini memiliki metode belajar yang lebih ke arah bermain dan bukan menekuri textbook seperti remaja atau orang dewasa ketika belajar. Jadi memilih sekolah dengan pendekatan metode belajar yang menyenangkan akan berpengaruh dalam proses belajar anak.

Nah, di sini aku akan merekomendasikan sekolah untuk jenjang PAUD (4-6 tahun) dan untuk kelas 1-3 SD yang bagus untuk si kecil yaitu Alta School.

Tentang Alta School

Alta School adalah sekolah online yang mengadopsi metode belajar Blended Learning dengan Live Teaching dan aktivitas mandiri yang bagus untuk anak usia dini.

sekolah home schooling
sumber gambar: https://www.altaschool.id/

Dengan kurikulum yang nggak hanya berfokus dalam akademik tetapi juga dalam pendidikan karakter anak, merupakan nilai plus dari Alta School. Didukung dengan guru terbaik yang akan mensupport anak dalam proses belajarnya.

Promo Alta School Bulan November – Desember 2021

Nah, buat ayah bunda yang ingin menyekolahkan si kecil di Alta School, bulan ini sedang ada promo Alta School di bulan November – Desember 2021 yaitu Payday Promo ( (Promo Gajian dengan diskon 20% hanya untuk pendaftaran 1 tahun ajaran 2021-2022 dan tahun ajaran 2022-2023).

Untuk pembayarannya juga bisa dicicil sebanyak 3 x berlaku untuk pendaftaran 1 tahun. Dan buat ayah bunda yang daftar untuk Tahun Ajaran 2021-2022 akan mendapatkan gratis program Home-Based Project Fun Math dan Science Club untuk pendaftar jenjang PAUD A & B sebanyak 10 kali pertemuan beserta learning kit.

Dan untuk jenjang SD akan mendapatkan gratis program Home-Based Project Life Skills dan Science in English untuk pendaftar jenjang sebanyak 10 kali pertemuan beserta learning kit.

Kelas Home-Based Project adalah kelas yang mendukung si kecil lebih bebas eksplorasi dan mengenali bakat. Melalui Home-Based Project anak dapat mengembangkan kreativitas melalui kelas sesuai dengan minat dan kesenangan.

Kesimpulan

Proses penanaman karakter pada anak ini merupakan proses yang panjang, tetapi dengan tekad dan kegigihan orangtua dalam konsistensi insyaallah akan sangat berarti bagi masa depan anak.

Bagiku, kehadiran anak adalah anugerah dari Tuhan. Nggak hanya untuk kebahagiaan yang Rhe ciptakan untukku, tetapi juga aku terus belajar dan terus memperbaiki diri untuknya. Bisa dibilang dengan kehadiran Rhe merubah hidupku menjadi lebih baik.

Aku yang dulu temperamental, pemalas, dan nggak bisa bersosialisasi dengan baik, kini aku menjelma menjadi orang yang berusaha sebaik mungkin menjaga sholat, mengendalikan emosi, dan mencoba bersosialisai demi Rhe. Hingga resign dari kantor demi untuk merawat dan mendidik Rhe dengan tanganku sendiri.

Aku bukan ibu yang baik untuk Rhe, tetapi aku sedang berusaha untuk menjadi ibu terbaik yang membersamainya selama ia tumbuh dan berkembang menjadi orang dewasa yang baik, berempati, cerdas, dan taat kepada Tuhan. Semoga.

Pendidikan karakter adalah proses belajar Rhe seumur hidupnya. Tapi ketika kini saat usianya masih batita, selagi aku masih merawatnya, selagi waktunya dihabiskan bersamaku, aku ingin memberikan kenangan indah yang akan ia kenang dengan senyuman saat ia dewasa nanti.

Posting Komentar untuk "Pentingnya Penanaman Karakter Pada Anak Usia Dini"