[Book Talk] Lara Rasa Karya Nureesh Vhalega

Bulan ini Gramedia Digital lagi promo! Makanya aku langsung berlangganan, haha

Awalnya pengen ambil yang Full Premium biar bisa baca buku non fiksi juga, tapi ternyata aku ini memang pembaca buku non fiksi terlelet. Huhu

Jadi aku memutuskan untuk berlangganan yang Fiction Premium aja, biar bisa baca buku fiksi sebanyak-banyaknya. Dan buku pertama yang aku baca kali ini adalah Lara Rasa karya Nureesh Vhalega atau biasa dipanggil dengan Nui.

Blurb Novel Lara Rasa

Di usia 28 tahun, Alara masih belum punya pekerjaan tetap, kondisi finansialnya memprihatinkan, dan target memiliki rumah sekaligus menikah sebelum berumur 30 terasa kian jauh dari jangkauan.

Parahnya, dia justru membuat keputusan-keputusan salah dan memperumit hidupnya sendiri. Mulai dari bekerja di perusahaan rintisan yang membuatnya seakan kerja rodi, terlibat dalam drama percintaan yang videonya viral, sampai bertengkar hebat dengan orangtua.

Alara harus mengurai permasalahannya dan mencari solusi agar hidupnya kembali berjalan normal. Dan, di atas segalanya, agar target hidupnya tercapai.

Baca juga: [Book Review] Over The Moon Karya Soraya Nasution

Review Novel Lara Rasa Karya Nureesh Vhalega

Bekerja di kantor baru dengan gaji dua kali lipat, ternyata nggak membuat Alara bahagia. Ia justru ingin mengajukan resign setelah 2 minggu bekerja. 

Alara adalah kebanyakan dari kita, sandwich generation yang harus menanggung ratusan juta hutang orangtuanya, hingga dia terus-terusan dimanfaatkan oleh mereka. Mungkin karena Alara ini anak dari MBA (Married by Accident) jadinya memang papa mamanya ini cukup toksik. Nggak dewasa, sering bertengkar, dan hanya mementingan diri mereka sendiri daripada anaknya.

Meski Alara sudah banyak berkorban, banyak mengalah, berusaha sekuat tenaga bertahan. Nyatanya nggak ada kebaikan yang Alara dapat dari orangtuanya. Hingga kemudian ia sadar, jika ia tak perlu memaafkan, tetapi cukup menerimanya.

Aku ingin Mama dan Papa menyayangiku sebesar aku menyayangi mereka. Namun, perasaan itu milik mereka. Aku tidak bisa mendikte atau mengaturnya sesuai kehendakku. Selain tidak bisa, aku pun tidak berhak. Menjadi anak mereka tidak lantas membuat Mama dan Papa menyayangiku, bukan?- Hal.200
Terkadang kita sebagai anak ingin mendapatkan kasih sayang penuh dari orangtua, tapi memang nggak bisa dipungkiri, nggak semua orang tua itu baik dan menyayangi anaknya. Sebagai anak nggak ada yang bisa kita lakukan selain menerima.

Di tengah keadaan yang sulit untuknya, perusahaan yang memberikan banyak beban pekerjaan hingga hubungannya dengan orang tua yang nggak berjalan lancar. Alara bertemu kembali dengan Putra di acara pernikahan salah satu teman SMA-nya. 

Semenjak putih abu-abu Putra memang sudah menaruh hati pada Alara, tapi saat masa remaja itu ia tak berani mengutarakan perasaannya hingga mereka terjebak friendzone, kini 10 tahun kemudian mereka kembali bertemu dan Putra mengajak Alara berkencan, nggak ingin membuang waktu lagi.

Sikap Putra yang begitu baik, manis, dan pengertian manjadi oase tersendiri dalam kehidupan Alara yang sedang banyak masalah. Saking terlalu manisnya sikap Putra, semakin bikin aku takut. Karena sesuatu yang terlalu manis akan selalu menimbulkan efek negatif kan?

Oke selanjutnya kamu bisa langsung baca bukunya ya, aku takut spoiler kalau ngomong terlalu banyak, hehe

Quotes Favorit


“Nggak peduli apa kata orang, jangan menyalahkan diri sendiri terlalu lama. Setiap manusia pasti pernah ngelakuin kesalahan. Karena di hari kita berhenti bikin kesalahan, berarti kita berhenti hidup.” (Hal 147)

"Al, jangan terlalu percaya sama orang. Nanti lo yang sakit akhirnya.❞
—Page 9

❝Menikah bukan hanya tentang hidup bersama orang yang dicintai. Namun, harus siap berkompromi. Seumur hidup.❞
—Page 21

❝Kadang, kita lupa buat menyayangi diri sendiri karena terlalu fokus sama orang lain.
kita sering luput untuk menyayangi diri sendiri, padahal diri sendirilah yang paling membutuhkan.
Bagaimana bisa membahagiakan orang lain jika diri sendiri tidak bahagia? Dan, membahagiakan diri sendiri bisa dimulai dengan self-love.❞
—Page 49

❝Tapi mungkin lo nggak harus punya passion buat melengkapi hidup lo. Mungkin ... lo cuma perlu menerima dan memaafkan diri lo sendiri. Hidup sambil terus-terusan lari dari kenyataan itu bikin capek, Al.❞
—Page 165


❝Kurasa, tidak masalah hidup tanpa passion. Selama aku tahu apa yang ingin kulakukan, lalu berusaha melakukannya dengan benar, itu sudah cukup untukku. Terlebih, kini aku mengenal diriku lebih dalam daripada sebelumnya. Aku berani menetapkan batas lalu menyuarakannya, serta berhasil memercayai penilaianku lagi. Progres yang sangat besar, menurutku.❞
—Page 206


Detail Buku

Judul Buku: Lara Rasa
Penulis: Nureesh Vhalega
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Editor: Aninsya Larasati
Ilustrasi dan desainer sampul: Amalia Asrari
ISBN: 978-623-00-4631-5

2 komentar untuk "[Book Talk] Lara Rasa Karya Nureesh Vhalega"

Comment Author Avatar
Wow, baca kalimat pertama soal promo Gramedia Digital langsung bikin saya auto semangat nih, Kak. Hehe. Cakep nih ceritanya tentang Generasi Sandwich. Otw masukin reading list, deh. Tq rwferensinya. 🤍
Comment Author Avatar
Wah, ada di Gramedia Digital ya
Mau baca ah, apalagi relate sama aku
Aku generasi sandwich